Snapdragon vs MediaTek 2025: Siapa yang Lebih Efisien dalam Konsumsi Daya?

Dalam dunia smartphone, efisiensi daya menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan kenyamanan pengguna. Tahun 2025 menjadi panggung persaingan yang semakin sengit antara dua raksasa chipset: Qualcomm dengan Snapdragon-nya dan MediaTek dengan lini Dimensity. Keduanya merilis Chipset Terbaru 2025 : Snapdragon VS Mediatek, yang menjanjikan kinerja tinggi dengan konsumsi daya yang lebih rendah. Namun, siapa yang benar-benar lebih unggul dalam efisiensi daya?

Teknologi Fabrikasi: 3nm Jadi Standar Baru

Tahun 2025 menandai adopsi luas teknologi fabrikasi 3nm pada chipset flagship. Qualcomm memperkenalkan Snapdragon 8 Gen 4 yang dibangun di atas proses 3nm TSMC generasi kedua. MediaTek tak mau kalah dengan Dimensity 9400, yang juga menggunakan node 3nm serupa.

Teknologi ini secara teori memungkinkan transistor lebih rapat, menghasilkan efisiensi daya yang lebih baik tanpa mengorbankan performa. Namun, implementasi desain arsitektur tetap menjadi faktor penentu.

Arsitektur CPU dan Efisiensi

Snapdragon 8 Gen 4 menghadirkan desain CPU kustom Oryon, hasil akuisisi Nuvia oleh Qualcomm. Chipset ini mengandalkan dua kluster performa tinggi dan efisiensi, namun dengan pendekatan yang lebih agresif dalam mempertahankan frekuensi tinggi dengan voltase rendah. Hasil benchmark awal menunjukkan kinerja luar biasa, tapi juga konsumsi daya tinggi pada beban puncak.

Sementara itu, Dimensity 9400 menggunakan core ARM terbaru Cortex-X5 dan Cortex-A730 yang dikombinasikan dengan core hemat daya Cortex-A520. Strategi MediaTek lebih konservatif dalam distribusi beban kerja, dengan AI task scheduler yang memprioritaskan efisiensi terlebih dahulu sebelum performa. Pendekatan ini terlihat dari rata-rata suhu perangkat berbasis Dimensity yang lebih stabil dalam pemakaian jangka panjang.

Pengelolaan Thermal dan Daya

Performa tinggi akan sia-sia jika tidak disertai dengan manajemen suhu dan daya yang optimal. Qualcomm tahun ini menyematkan sistem manajemen daya berbasis AI yang dapat belajar dari pola penggunaan pengguna, namun beberapa pengujian menunjukkan bahwa Snapdragon 8 Gen 4 masih menghasilkan panas berlebih saat bermain game berat.

MediaTek justru tampil mengejutkan dengan sistem dynamic voltage scaling yang lebih agresif. Dalam pengujian multitasking dan streaming video, chipset ini mempertahankan suhu di bawah 40°C lebih konsisten dibanding Snapdragon. Efisiensi daya yang baik membuat konsumsi baterai lebih hemat, terutama dalam penggunaan ringan hingga menengah.

Efisiensi dalam Penggunaan Nyata

Dalam uji penggunaan nyata (real-world usage), seperti browsing, media sosial, dan streaming video, Dimensity 9400 berhasil mengungguli Snapdragon 8 Gen 4 dalam hal daya tahan baterai. Rata-rata konsumsi daya per jam pada perangkat berbasis Dimensity mencapai 7-10% lebih hemat dibanding Snapdragon.

Namun, saat digunakan untuk gaming atau rendering video berat, Snapdragon memberikan performa puncak lebih tinggi meskipun dengan konsumsi daya lebih boros. Ini menjadikan Snapdragon lebih cocok bagi pengguna yang memprioritaskan performa, sementara MediaTek ideal untuk efisiensi dan penggunaan sehari-hari yang lebih ringan.

Siapa yang Lebih Efisien?

Jika efisiensi daya menjadi pertimbangan utama, MediaTek unggul tipis dibanding Qualcomm dalam chipset generasi 2025. Pendekatan mereka yang lebih konservatif dan pengelolaan thermal yang lebih baik menjadikan perangkat berbasis Dimensity 9400 mampu menawarkan daya tahan baterai lebih lama dalam penggunaan normal.

Namun, Snapdragon 8 Gen 4 tetap menjadi pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan performa tinggi dan tak keberatan dengan sedikit kompromi dalam efisiensi daya.

Dalam perang Chipset Terbaru 2025 : Snapdragon VS Mediatek, konsumen kini dihadapkan pada pilihan yang lebih seimbang. Efisiensi daya bukan lagi milik satu pihak, melainkan hasil evolusi kedua produsen dalam menghadapi tuntutan perangkat mobile yang semakin kompleks.