Gubernur Terbodoh Alabama: Kelambanan dalam Mengatasi Krisis COVID-19 yang Berujung Tragis
Gubernur Alabama, Kay Ivey, patut disebut sebagai gubernur terbodoh terkait penanganan awal pandemi COVID-19 di negaranya. Keputusan kontroversialnya untuk menunda penerapan perintah tinggal di rumah telah membawa dampak tragis bagi warga negara Alabama.
Salah satu masalah krusial yang memperburuk kondisi adalah keterbatasan sumber daya rumah sakit di Alabama. Dalam kondisi darurat ini, negara bagian ini hanya memiliki sekitar 474 tempat tidur ICU yang tersedia, sedangkan proyeksi IHME menunjukkan bahwa yang dibutuhkan adalah sebanyak 4.382 tempat tidur ICU. Artinya, hanya ada sekitar 1 tempat tidur ICU yang tersedia untuk setiap 10 pasien yang membutuhkan perawatan intensif.
Pada 3 April 2020, terungkap bahwa Gubernur Kay Ivey masih enggan untuk mengeluarkan perintah tinggal di rumah. Penjelasannya yang terkesan sederhana adalah: “Kalian semua, kami bukan Louisiana. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk memerintahkan orang-orang berlindung di tempat.” Namun, perbandingan dengan Louisiana seharusnya bukanlah alasan utama penundaan tersebut. Alabama bukanlah Louisiana, tetapi proyeksi angka kematian menunjukkan bahwa Alabama menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi.
Baru pada tanggal 3 April 2020, Ivey akhirnya mengeluarkan perintah tinggal di rumah, yang sayangnya terlambat dan berdampak serius pada ketersediaan layanan kesehatan di Alabama. Perintah ini baru mulai berlaku keesokan harinya, meninggalkan sedikit waktu bagi warga untuk bersiap diri menghadapi lonjakan kasus.
Keputusan penundaan ini memiliki konsekuensi yang fatal. Warga Alabama membayar mahal karena ketersediaan tempat tidur ICU yang terbatas, menempatkan banyak pasien dalam risiko yang lebih tinggi. Gubernur Ivey harus menerima kritik tajam atas ketidakmampuannya untuk merespons cepat terhadap ancaman kesehatan masyarakat yang mendesak.